tab

konten 1
konten 2
konten 3

Jumat, 22 April 2016

Pendakian Gunung Merbabu 3.142 mdpl - September 2016


23 September 2016
Setelah tertunda satu bulan dari jadwal sebelumnya di bulan Agustus, Alhamdulillah rencana pendakian ke gunung Merbabu 3.142 mdpl di Salatiga Jawa Tengah akhirnya terlaksana juga. Tidak seperti pendakian sebelumnya (Arjuno, Welirang dan Semeru) yang diikuti lebih dari 20 orang anggota. Kali ini hanya diikuti sekitar 14 orang saja, ditambah 2 orang sahabat dari Yogyakarta ikut gabung, sehingga total 16 orang + 2 Porter

Patah tumbuh hilang berganti begitu kata pepatah, setelah kehilangan beberapa anggota Indrialoka karena resign dan diterima menjadi PNS dalam 2 tahun terakhir maka kali ini pendakian ke gunung Merbabu diikuti oleh 5 orang calon anggota baru Indrialoka.

14:45 WIB
Jum’at siang ini ijin pulang agak siang dari jadwal sebenarnya untuk packing, beruntung kerjaan agak longgar. Hmm …. Sama sekali belum packing (jangan dicontoh yach). Bersyukur sih peralatan perang sudah di plot di satu lemari, jadi tinggal comot-comot ajah.

16:30 WIB
Waktu terus berjalan tapi saya dan permainsuri masih didalam kendaraan karena terjebak macet di Mondoroko Singosari. Siang tadi saat mau pulang seorang teman info bahwa ada truck nabrak pembatas jalan di Rogonoto Singosari dan jalan menuju ke Malang macet. Ya sudahlah dinikmati saja, there is not do anything.
 
16:45 WIB
Alhamdulillah telah sampai dirumah dan bergegas ambil air wudhu dan setelahnya ngebut  packing.
Phuiihh … akhirnya selesai juga packing, carrier Eiger hikeholic 30 L cukup membawa beberapa peralatan ultralight kali ini.

17:50 WIB
Ba’da Maghrib pesan via WA aku kirimkan ke Kak Choi agar menghindari jalur Pasar Singosari karena khawatir efek macet tadi siang masih belum terurai saat perjalanan rombongan team Indrialoka yang akan menuju ke Malang.

20:18 WIB
Akhirnya Long Elf yang membawa team Indrialoka sampai juga di jalan Sulfat tempat aku menunggu. Briefing sebentar dan do’a terpanjatkan sebelum perjalanan dimulai.
Bismillah berangkat.

24 September 2016
01:15 WIB
Perjalanan cukup lancar namun waktu sudah menginjak pukul satu dinihari. Ternyata kami baru sampai Nganjuk sejauh ini. “Sepertinya kita akan terlambat sampai Thekelan bila speed elf tidak dikebut dan tidak ada jalan pintas” begitu kataku ke Kak Choi saat rehat di salah satu SPBU di kota Nganjuk.
It’s okay yuuk jalan lagi.

02:45 WIB
Sebentar saja terlelap namun tidak sejurus kemudian dikagetkan dg obrolan sang Driver yang salah arah.
Welah dalah nyasar sedikit di jalur Gemolong Sragen, salah ambil jalur.
Tenang aman koq, tidak terlalu jauh nyasarnya.

04:40 WIB
Alhamdulillah sudah masuk Kopeng, dan jalan mulai nanjak terus karena memang menuju start point di daerah Thekelan cukup tinggi kontur nya, ± 1600 mdpl. Sambil terus mendengar Long Elf meraung-raung di jalan menanjak kami coba cari masjid untuk rehat dulu sebentar guna tunaikan Shalat Shubuh.

05:15 WIB
Setelah shalat Shubuh tadi perjalanan menuju Kopeng dilanjutkan kembali dan tak lama kemudian tampak mayapada sekitar Kopeng mulai tersingkap oleh cahaya Mentari yang masih malu-malu menampakkan sinarnya. Samar-samar terlihat puncak Pemancar salah satu puncak gunung Merbabu, demikian juga dengan bukit Telomoyo disebelah kanan kendaraan kami tampak diselimuti kabut. Kopeng dikenal oleh para Penggiat Alam sebagai salah satu tempat start point pendakian, namun bagi khalayak umum Kopeng dikenal sebagai tempat agrowisata, dimana ada bukit Telomoyo sebagai andalan spot-nya.

Sejurus kemudian SMS dari mas Thipuk (ranger sekaligus porter) masuk ke HP, “sudah sampai mana Pak sampean ?”, begitu katanya diujung desa Thekelan. Aku jawab segera bahwa “kami sudah masuk Kopeng”.

Saat itu kami Long Elf yang kami naiki belok ke kanan Koramil Getasan Kopeng sebagaimana jalur 9 tahun lalu yang telah saya lalui. Setelah belok lebih dari 2 km, ada sedikit keraguan …. Hmmm betulkah jalur ini. Akhirnya kami berhenti sebentar untuk menanyakan pada pak supir bus Jaya Mas yang sedang berhenti menurunkan penumpang. Ternyata betul jalur tsb dan kami teruskan menuju desa Thekelan.

Jalan menuju desa Thekelan memang agak sempit dan sedikit menanjak, “namun aman koq dan tidak nanjak-nanjak amat” kata seorang pengendata sepeda motor saat kami tanya untuk meyakinkan keraguan sang driver long elf.

Bagaimanapun juga safety first yang diutamakan, baiklah kami sepakat ikut keinginan sang driver untuk balik lagi lewat jalan lain yang lebih landai, walau sebenarnya sama saja elevasinya.

Yup, Yuk muter lagi menuju Koramil Getasan, dan hampir 3 km (PP 6 km) jarak dan waktu muter kali ini.

Sesampainya di desa Thekelan disambut sama mas Thipuk sang koordinator PA KOMPPAS di desa tsb segaligus sang porter kami dalam 2 hari ke depan. Setelah koordinasi sebentar ternyata prediksi saya meleset, awalnya kami semua akan sarapan dan pesan makan di warung depan Pos Regristrasi pendakian jalur Thekelan, namun ternyata saat itu belum buka. Walhasil kami harus pesan di Kopeng.

Waktu hampir 2 jam menunggu Sarapan terbuang. Pelajaran berharga agar selalu check and recheck untuk setiap rencana yang akan ditargetkan. Maafkan saya teman-teman, ini salah saya.

Sambil menunggu sarapan dating, waktu tsb kami isi dengan repacking, stretching dan ambil gambar sebelum pendakian.
 

09:15 WIB
Selepas sarapan kami bergegas melangkahkan kaki untuk memulai pendakian.
Sang lembayung rasanya masih enggan untuk pindah dari desa Thekelan ini.
Kabutpun menemani langkah-langkah kami.

Belum genap jalan ½ jam salah seorang peserta pendakian kali ini sudah terkenan mountain sickness. Rahma begitu teman-teman memanggilnya memuntahkan sarapan paginya di awal pendakian. Bersyukur hanya muntah saja tanpa dibarengi dengan pusing dan mual-mual.

Mountain sickness ini adalah gejala pada tubuh akibat perubahan ketinggian. Secara umum montain sickness adalah gejala pada tubuh manusia akibat dari kekurangan oksigen saat berada di ketinggian > 2000 mdpl. Gejala ini berupa pusing , mual, sakit kepala dan sesak napas. montain sickness ini diakibatkan kurangnya tubuh beradaptasi terhadap lingkungan

Setelah berhenti sejenak untuk memulihkan kondisi teman tsb kemudian langkah-langkah kami lanjutkan kembali.

10:00 WIB
Sampailah kami di shelter Pending / Pos 1 Pending 1922 mdpl.
Lembayung sutra putih semakin tebal menyelimuti kawasan ini dan sesekali rintik-rintik airnya jatuh menerpa bumi serasa gerimis mengenai tubuh kami.

Kaos yang kami kenakan basah kuyup saat kami rehat di pos satu ini. Pocari Sweat kami teguk untuk menggantikan cairan yang telah keluar memalui keringat kami semua ….

Bersambung ………